KESETARAAN GENDER DALAM ISLAM

Sebelum membahas isu kesetaraan gender dalam Islam, saya tegaskan lebih dahulu bahwa artikel ini merupakan opini atas pemahaman saya terhadap ayat dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 32 beserta sebab turunnya ayat (asbabun nuzul). Berikut bunyi ayat tersebut.

Allah SWT berfirman:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ  ۗ  لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا  ۗ  وَلِلنِّسَآءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ  ۗ  وَسْئَـلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 32)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Asbabun nuzul ayat tersebut adalah sebagai berikut.

At-Tirmidzi dan al-Hakim meriwayatkan bahwa Ummu Salamah berkata, "Para lelaki berangkat berperang, sedangkan para wanita tidak. Dan kami juga hanya mendapatkan setengah bagian dan warisan." Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain." Dan Allah menurunkan pada Ummu Salamah, "Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim...." (al-Ahzaab: 35)

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, "Pada suatu hari seorang wanita mendatangi Nabi saw.. Lalu dia berkata, 'Wahai Rasulullah, seorang lelaki mendapatkan bagian dua orang perempuan dan kesaksian dua orang perempuan sama dengan kesaksian satu orang lelaki. Apakah dalam amal ibadah juga nasib kami demikian? Jika seorang wanita melakukan kebajikan maka dia mendapatkan setengah pahala kebajikan?' Maka Allah menurunkan, 'Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu
atas sebagian yang lain ...,"hingga akhir ayat."

Jadi, di dalam Islam, kesetaraan hanya ada pada keimanan saja. Laki-laki dan perempuan sama di mata Allah dalam hal ketakwaannya. Namun untuk urusan pekerjaan, laki-laki diciptakan dengan seperangkat pekerjaan yang bisa atau pantas untuk laki-laki. Begitu juga perempuan diciptakan dengan seperangkat tugas sebagai perempuan.

Allah memerintahkan orang-orang Islam yang beriman (baik) agar tidak saling iri atau saling cemburu terhadap orang lain, terutama kepada lawan jenis. Biarkan pria menjadi pria dengan semua tugas dan fasilitasnya sebagai pria, dan biarkan perempuan menjadi perempuan dengan semua tugas dan fasilitasnya sebagai perempuan.

Untuk menutup tulisan ini, wanita muslimah yang beriman tidak akan menuntut kesetaraan gender. Sebagai wanita, jadilah wanita dengan segala kewanitaannya. Wanita diciptakan bukan untuk menjadi sama dengan pria, tetapi wanita diciptakan untuk menjadi sosok yang berbeda dari pria. Wanita diciptakan bukan untuk mengerjakan pekerjaan pria. Wanita diciptakan untuk melakukan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan pria.

Komentar