APAKAH PERBEDAAN USIA PENTING DALAM PERNIKAHAN?

Ketika orang jatuh cinta, kadang dia mengabaikan hal-hal prinsip dalam hidupnya, termasuk usia calon pasangannya. Tulisan ini akan mengulas mengapa seorang wanita perlu mendapatkan pria yang lebih tua darinya untuk dinikahi.

Sebelum kepada kisah zaman Rasulallah SAW, saya akan kisahkan pengalaman pribadi terlebih dahulu. Saya jatuh cinta pada teman SMA satu angkatan. Kami saling jatuh cinta, namun tidak pacaran. Kami hanya berjanji jika sang pria siap menikah, dia akan datang menemui ayah saya untuk melamar. Kami jatuh cinta tahun 2005. Membuat janji sekitar tahun 2007 atau 2008. Tahun 2013, setelah 5 tahun tidak pernah saling bertemu, sang pria meminta ketemu dan langsung menemui ayah saya.

Ayah dan keluarga kandung saya sangat menyukai dia. Dia gagah, tampan, soleh, berkulit putih, dan mapan. Saya sangat mencintainya, namun saya juga takut untuk menikah dengannya. Saya merasa dia terlalu tampan untuk saya. Saya takut suatu hari dia akan meninggalkan saya.

Ketakutan saya dikuatkan oleh ayah angkat saya. Beliau berkata, "Abi tidak menyuruh kamu menerima atau menolak dia. Abi hanya akan gambarkan kira-kira apa yang akan terjadi saja." Saya lebih tua satu setengah tahun dari pria tersebut. Ayah angkat saya berkata, "Mungkin saat ini kamu masih nampak lebih muda dari dia karena tubuhmu yang mungil dan dia tinggi gagah. Tapi perempuan itu lebih cepat tua ketika sudah menikah. Di usia 40-an, suamimu akan semakin ganteng karena dia semakin mapan dan ada yang mengurus, sedangkan kamu akan semakin menua. Di usia tersebut atau 50-an, pria akan mengalami puber kedua. Ketika suamimu sedang gagah-gagahnya dan mapan, di lingkungan kerjanya banyak perempuan cantik lebih muda. Jika dia kuat, dia akan kuat menahan godaannya. Yang dikhawatirkan adalah ketika dia tidak kuat godaan."

Ya, itu salah satu yang saya khawatirkan. Tidak harus menunggu usia 40 atau 50. Pria yang saya cintai sering menjadi pusat perhatian wanita saat kami usia SMA. Dan itu wajar. Saat SMA saya tidak merasa khawatir sebab saya pun tergolong perempuan tercantik di SMA. Namun bagaimana jika dalam kondisi yang Abi jelaskan barusan? Rasanya saya tidak akan siap.

"Sekarang kita bicara soal seks ya... Abi anggap kamu sudah dewasa," ucap ayah angkat saya. "Hasrat seks pria tidak menurun mengikuti usia. Bahkan semakin "greng"  memasuki puber kedua. Sedangkan hasrat wanita semakin menurun mengikuti usia. Saat suamimu sangat butuh kamu soal ranjang, mungkin kamu sudah mulai lelah untuk di ranjang. Dikhawatirkan hal itu akan membuatnya mencari wanita lain untuk memenuhi kebutuhannya," tuntas Abi.

Untuk alasan kedua ini, saya sudah bicarakan dengan pria yang saya cintai tersebut. Dia menjawab, "Menikah itu bukan semata seks, Po. Jo yakin tidak akan seperti itu."

Entahlah, hati nurani saya masih khawatir. Rasanya saya tidak siap jika dikhianati orang yang sangat saya cintai kelak. Keputusan akhir saya adalah menolak dia dan selalu mendoakan dia agar mendapat perempuan cantik yang sangat mencintainya dan dia pun mencintai perempuan tersebut. Hingga tulisan ini dibuat (24 November 2018), saya masih tidak tahu apakah dia sudah menikah.

Kini kembali kepada topik utama tulisan ini. Apa yang dikhawatirkan ayah angkat saya sesungguhnya ada pada sejarah asbabun nuzul surat An-Nisa ayat 128.

Putri Muhammad bin Maslamah adalah istri Rafi' bin Khudaij. Lalu Rafi' menjadi tidak suka terhadapnya, entah karena sudah tua atau yang lainnya, lalu dia ingin mencerainya. Maka istrinya itu berkata, "Jangan kau cerai aku. Aku rela menerima apa saja yang akan kau berikan kepadaku." Lalu turunlah firman Allah An-Nisa ayat 128.

Allah SWT berfirman:

وَاِنِ امْرَاَةٌ خَافَتْ مِنْۢ بَعْلِهَا نُشُوْزًا اَوْ اِعْرَاضًا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَاۤ اَنْ يُّصْلِحَا بَيْنَهُمَا صُلْحًا  ۗ  وَالصُّلْحُ خَيْرٌ   ۗ  وَاُحْضِرَتِ الْاَنْفُسُ الشُّحَّ  ۗ  وَاِنْ تُحْسِنُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا

"Dan jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh, maka keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya, dan perdamaian, itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu memperbaiki (pergaulan dengan istrimu) dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap acuh-takacuh), maka sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 128)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Asbabun nuzul ayat tersebut juga adalah kisah istri Rasulullah. Saudah binti Zam'ah merasa khawatir diceraikan Rasulullah ketika memasuki usia lanjut. Beliau pun menyerahkan jatahnya untuk Aisyah, istri termuda yang paling dicintai Rasulullah SAW dibanding istri-istri lainnya (yang masih hidup saat itu).

Hal ini membuat Rasulullah merasa bersalah. Betapa beliau sangat ingin berbuat adil, namun kecintaannya pada Aisyah tidak bisa membuat hati beliau terbagi rata pada istri-istri lainnya. Rasulullah kemudian berdoa pada Allah atas apa yang dirasakan beliau. Kemudian turunlah surat An-Nisa ayat 129 bahwa sekuat apapun seorang pria ingin berbuat adil pada istri-istrinya, tidak akan bisa.

Allah SWT berfirman:

وَلَنْ تَسْتَطِيْعُوْۤا اَنْ تَعْدِلُوْا بَيْنَ النِّسَآءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلَا تَمِيْلُوْا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوْهَا كَالْمُعَلَّقَةِ   ۗ  وَاِنْ تُصْلِحُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
"Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai) sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 129)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Jadi, memilih calon suami yang jauh lebih tua usianya adalah tindakan pengamanan atau preventif agar tidak terjadi nusyuz (diabaikan atau dicerai suami karena suda tidak menarik lagi atau lanjut usia). Tetap saja, wanita muda dan cantik lebih menarik dibanding tua dan kurang cantik. Sebagai penutup, saya kutip ucapan seorang atasan saya, "Kami (pria) itu bukan tidak tetarik sama cewek-cewek cantik di sekitaran kita. Kami juga bukan setia pada istri kami. Hanya saja kami mampu menahannya. Kami memikirkan bagimana jika saya memilih/menikahi wanita lain. Kasihan istri saya. Kasihan anak-anak saya. Anak-anak saya akan malu dan marah pada saya. Saya nggak siap dimusuhi anak-anak saya. Gimana orang-orang bilang tentang saya. Gimana karir saya. Jadi, semua pria sama, seneng sama yang bening-bening dan cantik-cantik. Hanya dia mampu menahannya atau tidak. Itu saja."

Komentar